Liuk lentuk
abjad yang tersusun
membentuk patah. Terlahir
daripadanya sepotong
kumpulan kata yang
diungkap persona.
Ia punya bentuk
yang tak terlihat,
terpasak kukuh dalam
sebuah memori yang
tak tersentuh.
Hanya mampu didengari.
Mawar biru itu
mungkin sudah layu,
kelopaknya kering dan
mereput lalu gugur
memeluk bumi.
Tapi mawar itu
tak pernah mati. Ia
terus hidup dalam
setiap yang bertumbuh,
terus melayang
dalam hela angin
yang asyik menyapa.
Kata tak mampu
mengungkap bisikan
si mawar biru.
Kata juga tak mampu
menzahir getar rinci
degup hati yang
tak terperi.
Yang mampu kata
hadirkan cuma lah
bait bait lompang,
yang berselang seli
dan saling menyantuni.
Moganya.. Jibril mengerti.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan