Ahad, 6 Julai 2014

Subagio dan Heidegger

Subagio menggambarkan Sein sebagai "sajak sempurna" yang "sebaiknya bisu seperti pohon, mega, dan gunung yang hadir utuh tanpa bicara". Ia menyingkap dirinya dalam ia bersembunyi di balik kelubung-kelubung keseharian yang banal; seperti "sajak" yang "tetap rahasia", "terungkap sendiri makna dari ketelanjangan bumi".

Dan barangkali, sajak merupakan keluh-kesah kejujuran -- yang terbit tatkala ia didatangi kecemasan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan